Short Story (Mawar Violet) Part II

“Sedang memikirkan sesuatu”, Tanya pemuda berbulu mata lentik yang selalu mengingatkan ku akan sesatu yang tidak ku mengerti, “ tidak”, jawab ku tanpa menatap langsung ke arahnya, “ hmmmm,,,,mengapa kau memilih duduk disini”, Tanya pemuda sedikit penasaran, “ mengapa??? Adakah aturan dicafé ini, yang mengharuskan setiap pengunjung untuk memesan tempat duduk terlebih dahulu???”, jawabku dengan nada sedikit kesal,” bukan, maaf aku bukan bermaksud seperti itu, bangku yang kau duduki itu mempunyai kisah yang begitu mendalam bagi ku”, ungkap pemuda tersebut sedikit menjelaskan, “ ooooo maaf aku tidak tau, dan aku pun tidak tertarik untuk mengetahuinya,” jawabku seakan tidak peduli, “ baiklah maaf, hmmmmm,,,,,tau kah kau jendela tua ini mempunyai mempunyai cerita yang sangat menarik, kau bisa melihat ukiran-ukiran di tiap sisi-sisinya,tiap sisi menjelaskan berbagai kisah,”kata pemuda tersebut mencoba mengalihkan pembicaraan dan sedikit kecewa di sudut mata yg dihiasi bulu mata yg lentik, “ hmmmmmm yaaaa karna alasan itulah aku memilih bangku ini,” jawabku singkat, tak begitu memperdulikan perkataan pemuda tersebut, pemuda tersebut hanya tersenyum lembut tak kulihat kemarahan dan kekesalan di wajahnya. “ Hi, kau Nampak tak begitu senang”, kembali satu pesan di ponselku mencoba mengganggu pikiranku kembali, “ Tak ada gunanya bersembunyi, seperti tikus”, balas ku  memancing orang tersebut untuk melihatkan batang hidungnya, “ ya… aku memang tikus yang selalu mengikutimu dan mencoba mencuri hatimu,” balasan pesan kembali menderingkan poonselku, “ Tak ada yang bisa mencuri hati ku”, kembali ku balas pesan tersebut dengan singkat, dan satu notification membuat ponsel ku berdering kembali“ Tikus tak akan menyerah sampai mendapatkan apa yang dicari”, sejenak aku melihat sekeliling ku, dan mencari tahu siapa orang yang begitu menggangguku, “sangat sibuk sekali sepertinya”, Tanya pemuda yg sedari tadi memperhatikan tingkah ku yang begitu serius dengan ponselku,” tidak ,, tidak juga”, jawabku singkat dan tidak begitu memperhatikan pemuda tersebut,” kau sedang mencari sesuatu?”, Tanya nya mencoba membantu, “tidak” jawab ku cuek,”Maaf jika aku sangat mengganggumu disini”, ungkapnya dengan nada sedih, aku mulai menyadari bahwa sikap ku hari ini sangat menyebalkan,”Maaf, aku hari ini tidak begitu merasa tenang, jadi sikap ku tidak begitu stabil”, ungkap ku dengan nada mulai melemah, kemudian pemuda tersebut kembali tersenyum dan berkata, “ oooo begitu aku mengerti, aku takkan banyak bicara lagi jika itu sangat mengganggumu”, aku sedikit melebarkan bibirku dan memberi senyuman kepada pemuda tersebut, “ Maaf sepertinya kita belum berkenalan”, Tanya ku menyadari hal ini, pemuda tersebut kembali tersenyum dengan lembut, “ aku vidi, kamu?”, jawab nya penuh pesona, yaaaa ku akui dia memang mempesona, “ aku violet, panggil aku vie” jawab ku membalas memperkenalkan diri,”nama mu sesuai dengan dirimu”, ungkapnya begitu senang, “ kenapa begitu?”, Tanya ku penasara,” yaaa begitu mempesona, tak banyak bicara, kuat dan mengagumkan”, ungkapnya dengan tatapan hangat,” hmmmmmmm kau sengaja memuji ku kan?”, Tanya ku sedikit bercanda, “ tidak, itulah dirimu”, ungkapnya kembali dengan senyuman lembut. Tiba-tiba ponsel ku berdering dan ku lihat  nomor raka muncul di layar ponselku, “ halo raka?”, jawab ku, “ Vie, aku didepan rumah mu”, jawab raka yang mungkin berada tepat didepan pintu rumahku dan menunggu ku untuk membukakan pintu, “ Raka , aku diluar rumah”, jawab ku dengan jelas, “ kapan kamu kembali?”, Tanya raka penasaran, “ entahlah, aku masih ada beberapa acara”, jawab ku yang sedikit engglan untuk bertemu raka,” oooo, baiklah, maaf mengganggu mu”, jawab raka kembali dengan nada sedih, “ ok raka”, jawabku sambil mematikan sambungan telepon. “ kenapa kau menatapku seperti itu”, Tanya ku kepada vidi yang sedari tadi menatapku  tanpa henti, “ hmmmmm kau berada didepan ku persis, jadi tak ada yg lain yg bias ku tatap”, ungkapnya menutupi sesuatu,” ahaaaaa benar aku berada didepan mu?” jawab hanya menimpa kata-kata vidi. “lalu ada cerita apa di balik bangku yang ku duduki” Tanya ku mulai peduli terhadap vidi, vidi sedikit tercengang dan dan berfikir , apa yang mau dia katakan  kepadaku tentang bangku yang kududuki,” itu bangku dimana dia sebelum melupakan kehidupannya”, “ maksudmu?”, Tanya ku bingung, “ yaaaa, dia adalah kekasihku, sangat hangat, penyayang, lembut, perhatian”, ungkapnya seperti merindukan sesuatu yang sudah lama hilang,” lalu”, tanyaku penasaran, “ kami mengalami kecelakaan, beberapa tahun yang lalu, proses penyembuhan ku lebih cepat darinya, dia mengalami koma selama satu bulan, satu bulan berikutnya dia terbangun, pada saat itu aku sangat senang, tetapi tak lama kemudian aku terkejut, dia tak mengenali siapa aku, kau tau bagaimana rasa itu”, ungkapnya sangat sedih, “ lalu mengapa kau tak mencoba menjelaskan hal itu”, jawabku mencoba membantunya, “ itu tak semudah apa yang kau katakan” ungkapnya kembali, “ lalu sekarang bagaimana kabarnya dia?”, Tanya ku penasaran, “sampai sekarang dia tak pernah mengenalku, tapi hari ini aku cukup senang aku telah berbicara banyak hal kepadanya”, ungkapnya kembali memberi kabar yang lumayan menggembirakan,” jadi kalian tadi bertemu, aku berharap kalian kembali seperti sedia kala”, ungkap ku dengan nada sedikit tenang, dan dia hanya membalas dengan senyuman lembutnya. “Apakah kita bias bertemu lagi?”, Tanya nya kepada ku dangan sedikit keraguan,” mengapa tidak”, jawab ku dengan senyuman gembira, “ sepertinya aku harus pegi”, kataku sambil melririk jam, “ yaaaa aku juga, kita sudah lumayan sangat lama disini, aku yakin pelayan café itu membicarakan kita hahahaha”, jawabnya dengan tertawa kecil, “ ya aku rasa juga begitu”, jawab ku dan kami sama- sama tertawa, “Dimana rumahmu?” Tanya nya menyelidik, “ dekat, dari café ini hanya melewati beberapa blok”, jawab ku menerangkan dengan singkat, “ boleh ku antar”, tanyanya mencoba membantu, “ oooooo tidak terimakasih”, jawab ku sambil tersenyum hangat kepadanya, “ baiklah, lalu kapan kita akan bertemu lagi?” Tanya nya sebelum berpisah, “ mungkin, nanti, besok, lusa, bulan depan atau tahun depan”, jawab ku serius dibarengin dengan senyuman manisku,” ooooooohhhh baiklah aku menyerahkan semua ini kepada takdir”, ungkapnya sedikit kecewa, “bye”, kata ku sambil tersenyum lirih, “bye” jawabnya sedikit tak rela untuk berpisah dengan ku, lalu kami berpisah di perempatan jalan.
    Sesampainya dirumah ku lihat ponselku ku, aku hanya mengerutkan kening, 21 kali panggilan tak terjawab dari orang misterius, 10 kali panggilan tak terjawab dari Raka, dan beberapa pesan yang enggan ku baca, lalu ku letakan ponsel ku di atas meja yang berada di kamarku, setelah itu aku mengecek email yang berada di komputer ku, beberapa tak ku baca karena ku rasa itu tak penting dan aku tak mengenal alamat email tersebut, setelah beberapa ku cek aku tak menemukan hal yang penting lalu ku log out email ku, dan beralih log in ke facebook, seperti biasa facebook ku sangat sepi, hanya ada beberapa posting dari saudara saudara ku yang penuh dengan kegembiraan, hmmmmmmm “ini juga sangat membosankan”, aku mulai menggerutu sendiri, kemudian untuk menghilangkan kejenuhan aku mulai memutar music, “maroon 5_ my heart is open, lagu pembuka untuk hari ini yang tidak sesuai dengan hati ku yang sebenarnya. “Hi” satu pesan inbox facebook mengejutkanku, sebelum ku balas ku cek akun tersebut , tak lain dari vidi, aku tersenyum dan tanpa alasan mood ku kembali stabil, jenuh pun seketika hilang, “Hi”, balas ku singkat, “aku vidi”, balasnya kembali, “ya aku tau”, jawab sesingkat mungkin, yaaaa dengan jujur aku senang dia mecoba mencari tau siapa aku, tapi aku selalu menjaga image ku, karena aku tak mau kecewa,” maaf jika aku mencoba mencari tahu identitas mu, aku hanya ingin berteman” balasnya menuju inbox ku, “ ok”, balasku lebih singkat,” kapan kita akan bertemu lagi”, Tanya nya melaui inbox facebook,” entahlah”, jawabku untuk membuat penasaran,” bagaimana kalau besok”, Tanya nya kembali, “ akan ku pikirkan dahulu”, jawabku dengan nada jaim, “baiklahhh,,,, aku berharap kita besok bisa bertemu”, kembali dia menuliskan pesan di inbox ku, aku bingung entah apa yang mau ku balas, “mungkin lebih baik aku tak membalasnya” ungkap kata hati ku.
    Tak terasa waktu cepat sekali berjalan, bola mataku melirik ke arah jam dinding, dan wakti saat ini 10.00 WIB, “hmmmmm, cepat sekali hari ini berlalu,aku harus beristirahat dan tidur nyenyak malam ini”, kicauan ku di dalam hati, lalu aku menuju ke pembaringan dengan ponselku dan ku baca beberapa notif yang belum sempat ku buka sebelumnya,
“ aku merindukan mu?”
“By : Raka”
“ aku hari ini ingin bertemu dengan mu hanya untuk menyatakan perasaan ku yang sudah sangat lama aku pendam, bahwa aku menyukai mu, aku menyukai mu sudah sangat lama, aku mencintai mu…..”
“By : Raka”




“Tolong pikirkan semua ini sebelum kau menjawab pesan ku”
“By : Raka”

“ Hi, Bagaimana keadaan mu, apa kah kau lelah ketika tikus mencoba menakuti mu”
“By : Tikus mu”

“Kau tau tikus akan melakukan segalanya demi apa yang dia tuju”
 “By : Tikus mu”

“Itulah mengapa dia memakan apapun”
“By : Tikus mu”
“ Aku akan tetap mengejarmu, siap atau tidak inilah waktu mu, kamu harus memilih dimana ada beberapa tikus – tikus yang lain dan mengejarmu, segala hal akan tetap ku lakukan, walau pun kau seorang mawar yang penuh duri sekali pun, aku tak peduli”
“ By : Tikus mu”

    “Ahhhhh drama macam apa ini, apa yang sebenarnya terjadi, ini seperti sebuah permainan, dimana aku harus mengikuti permainan ini sampai selesei”, hati ku mulai meracau kembali dan meradang hingga kesal.

“Selamat beristirahat, mimpi indah, violet, berharap kita bisa berjumpa lagi, aku menunggu mu”
 “By : Vidi”
Pesan dari vidi berdering di ponsel ku yang ku sambungkan langsung dari facebook, aku hanya tersenyum membaca pesan tersebut dan entah kenapa kekesalan ku hilang seketika, “ ahhhh sebaiknya aku beristirahat sekarang”, batin ku memberi pengarahan agar aku cepat tidur.




BERSAMBUNG

Comments

Popular posts from this blog

Mawar Kuning

Bunga Yang Layu

untitle